"Cerita lucu yang mengharukan dari “AIR LEMBAH” JAMPARING"
Pendidikan dan Latihan Dasar JAMPARING Tahun 2013 yang diikuti oleh
empat orang siswa (sebutan untuk peserta diklat) yang dilaksanakan
selama lima hari mulai tanggal 30 Juni – 4 Juli 2013 lalu menyimpan
cerita seru, haru dan kadang menggelikan.
J 201 (DENA SUCIANTI)
yang punya riwayat medis alergi rumput dan dingin ini di malam ke-3
tubuhnya drop, menggigil begitu hebat sampai akhirnya harus dievakuasi
dari medan latihan dan mendapat perawatan Panitia, tetapi beberapa saat
kemudian dia (J 201) meminta panitia untuk mengantarkan dirinya kembali
ke tim dan mengikuti materi pendidikan, beberapa saat kemudian panitia
berteriak minta bantuan karena J 201 kembali “tumbang”. Tubuhnya lemas,
namun setelah beberapa saat dia berdiri lagi dan siap menuju bivak untuk
survival.
Malam itu mereka diisolasi di bivak dengan dibekali bahan
makanan seadanya, dan paginya mereka dijemput untuk mengikuti rangkaian
pendidikan selanjutnya. Namun pada sore hari sekitar jam 5 sore,
terdengar kabar dari medan latihan orientasi medan bahwa J 201 kembali
pingsan. Dia terpaksa harus digendong ke barak karena tidak sadarkan
diri, sekitar jam 8 malam dia baru sadar dan tidur dibalut Sleeping bag
panitia.
Padi di hari terakhir, dia kembali tersungkur jatuh ke
tanah tak sadarkan diri. Jam 8 pagi baru siuman, dan harus pulang dengan
menggunakan tandu. Di perjalanan di atas tandu lagi-lagi pingsan,
panitia kebingungan. Akhirnya rombongan istirahat di sebuah masjid lalu J
201 mendapat penanganan warga hingga akhirnya dia sadar dan tersenyum
kembali. Sigap, Avon dan Irfan Ocheng sebagai panitia membawa J 201 ke
Puskesmas untuk segera mendapat penanganan medis. Sampai akhirnya tidak
berselang 1 jam dia mampu bangkit dan dilakukan prosesi pelantikan
bersama siswa J 202 di dalam ruangan secretariat JAMPARING diiringi lagu
syukur oleh senior-senio JAMPARING yang membuat air mata tidak terasa
menetes.
J 202 (ROFI ULYANINGSING) siswa paling manja yang
membuat semua panitia dan pelatih berang ini terpaksa harus menggendong
tangan kirinya karena tidak mengindahkan instruksi pelatih. Tangannya
terkilir, Pelatih Agus Kusdinar memberikan pertolongan sampai J 202
teriak meronta-ronta seperti anak PAUD yang kesakitan.
Di hari
terakhir, pagi itu pelatih Atep memerintahkan dia “guyang"di air, dia (J
202) ijin untuk ke air karena gatal-gatal. Karena terus “ngarengkik”
seperti anak PAUD, Panitia akhirnya memberikan dia obat gatal yang punya
epek samping ngantuk.
Longmarch pulang pun dimulai, sampai di
masjid saat merawat J 201, dia (J 202) tidur nyender ke carrier. Matanya
sudah mulai kelihatan merah, mungkin ngantuk berat. Di tengah
perjalanan, dia tidak mampu berdiri tertidur pulas, saat dibangunkan dia
(J202) sempoyongan seperti orang mabuk yang kehilangan kesadaran, lucu
juga melihatnya. Sampai-sampai pelatih Atuk Tebe tertawa sambil berkata
“Aduh ieu budak nepika teu mampu ngalawan tunduh”. Rahman (Omen) yang
juga anggota Jamparing yang bekerja di Puskesmas menjemput dengan motor
Mega Pronya, panitia kembali kebingungan, sudah di atas motor pun, J 202
tetap saja ngorok. Akhirnya didempet oleh Atuk Tebe dan sampai dengan
selamat di Puskesmas.
Di ruang perawatan, terdengar Dokter beberapa
kali bertanya pada J 202, “neng, saha nami?”, dia jawab “J 202” haha,
edun,,, setengah sadar setengah tidur dia lupa dengan namanya sendiri.
Yang dia ingat hanya nomor siswa di dadanya. Entah jengkel atau apa,
dokterpun keluar meninggalkan ruan perawatan. Seorang perawat (bidan)
minta panitia untuk membangunkan J 202, dia pun bangun (lulungu),
sekarang giliran perawat yang dibuat tertawa, dalam kondisinya yang
masih setengah tidur dia minta perawat untuk ikut upacara.
Tetaplah Tabah, Tangguh dan Mandiri !!!
Geen opmerkings nie:
Plaas 'n opmerking